SIKK

P5 Fase D SMP: Merawat Tradisi Kebudayaan Nusantara

Siswa-siswi kelas 7 SMP Sekolah Indonesia Kota Kinabalu sukses menyelenggarakan salah satu puncak kegiatan pada P5 Fase D yaitu simulasi tradisi “Pernikahan Adat Bugis”. Kegiatan tersebut diselenggarakan pada Senin, 20 Februari 2023 di Aula SMP.  Adapun Koordinator pada kegiatan ini yaitu Bapak Asep Fey Faizan, S.Pd., Gr. Sementara tim fasilitator terdiri dari beberapa guru di antaranya Ibu Niki Rika Purnamawati, S.Pd., Gr., Bapak Arsam, S.Pd., Gr., dan Bapak Dwi Kristianto , S.Sn.

Mengambil tema kearifan lokal, kegiatan simulasi berjalan dengan lancar dari pukul 10.00-12.00 waktu Sabah. Pemilihan tema kegiatan didasarkan pada kondisi masih minimnya wawasan siswa mengenai tradisi kebudayaan Indonesia. Salah satu penyebabnya yaitu mayoritas siswa Sekolah Indonesia Kota Kinabalu yang lahir dan tumbuh besar di Malaysia. Bahkan ada yang belum pernah sama sekali menginjakkan kakinya di tanah air Indonesia.

Mengusung simulasi yang dikemas dalam kegiatan bermain peran “Pernikahan Adat Bugis”, proyek ini bertujuan untuk mengangkat nilai-nilai kearifan lokal tradisi masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat suku Bugis.

Berikut beberapa tahapan-tahapan pada tradisi “Pernikahan Adat Bugis” yang diperankan oleh siswa-siswi kelas 7A, 7B, dan 7C.

  1. Mammanu’manu’

Prosesi ini dilakukan sebelum upacara pernikahan. Calon mempelai laki-laki akan mendatangi orang tua mempelai perempuan dan meminta izin untuk mempersunting gadis pujaannya. Momen ini juga dimanfaatkan untuk membahas besaran nilai uang panai dan mahar, jika memang keluarga mempelai perempuan menerima pinangan sang laki-laki.

  1. Mappettu Ada

Acara ini bertujuan untuk mengumumkan apa yang telah disepakati sebelumnya mengenai tanggal pernikahan, mahar dan lain-lain. Biasanya di mappetuada, pinangan diresmikan dengan diberikan hantaran berupa perhiasan kepada pihak perempuan.

 

 

  1. Mappanre Temme

Karena mayoritas suku Bugis memeluk agama Islam, pada sore hari sehari sebelum hari pernikahan, diadakan acara mappanre temme atau khatam al-Quran dan pembacaan barzanji yang dipimpin seorang imam.

 

 

 

  1. Mappacci

Mappacci diawali dengan penjemputan kedua calon mempelai untuk kemudian dibawa ke atas pelaminan yang sudah dipenuhi oleh deretan perlengkapan ritual, mulai dari bantal, sarung, daun nangka, daun pisang, sepiring padi, lilin, daun pacci, dan bekkeng atau tempat logam. Kemudian, setiap kerabat dan tamu yang hadir harus mengusapkan pacci ke telapak tangan calon pengantin. Para tamu undangan yang dipanggil untuk mengikuti mapacci biasanya datang dari keluarga dengan status sosial yang baik.

  1. Mappenre Botting

Mappenre botting berarti mengantar mempelai laki-laki ke rumah mempelai perempuan. Mempelai laki-laki diantar oleh iring-iringan tanpa kehadiran orang tuanya. Iring-iringan tersebut biasanya terdiri dari indo botting (inang pengantin) dan passepi (pendamping mempelai).

 

  1. Madduppa Boting

Setelah mappenre botting, dilakukan madduppa botting atau penyambutan kedatangan mempelai laki-laki. Penyambutan ini biasanya dilakukan dua orang penyambut (satu remaja perempuan dan satu remaja laki-laki), dua orang pakkusu-kusu (perempuan yang sudah menikah), dua orang pallipa sabbe (orang tua laki-laki dan perempuan setengah baya sebagai wakil orang tua mempelai perempuan) dan seorang perempuan penebar wenno.

  1. Akad Nikah

Akad nikah dimaknai sebagai perjanjian antara wali dari mempelai perempuan dengan mempelai laki-laki dengan paling sedikit dua orang saksi yang mencukupi syarat menurut syariat agama. Dengan bimbingan imam, mempelai pria mulai mengucapkan beberapa bacaan seperti istighfar, dua kalimat syahadat, shalawat, dan ijab qabul. Kalimat ijab kabul yang disampaikan oleh mempelai pria harus jelas kedengaran oleh para saksi untuk sahnya akad nikah. Dengan bimbingan imam, mempelai pria mulai mengucapkan beberapa bacaan seperti istighfar, dua kalimat syahadat, shalawat, dan ijab kabul.

  1. Mappasikarawa

Setelah akad nikah, mempelai laki-laki dituntun menuju kamar mempelai perempuan untuk melakukan sentuhan pertama. Bagi suku Bugis, sentuhan pertama mempelai laki-laki memegang peran penting dalam keberhasilan kehidupan rumah tangga pengantin

  1. Sungkem kepada orang tua.
  2. Duduk di pelaminan.

Kedua mempelai duduk bersanding di pelaminan, selanjutnya diadakan acara nasehat perkawinan. Acara diakhiri dengan tamu undangan bersalam-salaman sambal mengucapkan selamat kepada kedua mempelai.

Harapannya, dengan kegiatan simulasi tradisi ini, siswa dapat terus memelihara, mempertahankan, serta memelihara nilai-nilai tradisi luhur budaya Indonesia. Selain itu, siswa juga dapat mengenalkan tradisi serta menanamkan cinta tanah air, yang kemudian dimasukkan dalam pengamalan belajar yang kontekstual bagi siswa.

 

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *