SIKK

Ketika Anak PMI di Negeri Jiran Beraksi: Panen Karya P5 di SIKK

Kota kinabalu, Malaysia — Lapangan Futsal Sekolah Indonesia Kota Kinabalu (SIKK) menjadi saksi kemeriahan acara Panen Karya P5 (Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila) yang dihelat oleh siswa-siswi Fase D dan Fase E.

Kegiatan yang berlangsung sejak pagi hingga siang hari ini merupakan hasil kolaborasi dari dua proyek unggulan, yakni Seni Batik Sebagai Warisan Budaya dan Cerita dan Asaku: Suara Anak PMI di Negeri Jiran.

Sebanyak ratusan siswa dari kelas 7, 8, dan 9 SMP (Fase D) serta kelas 10 SMA (Fase E) terlibat dalam pagelaran akbar ini. Mereka menampilkan berbagai karya yang menggambarkan identitas budaya dan suara anak-anak Pekerja Migran Indonesia (PMI) di luar negeri.

Dalam pameran tersebut, siswa-siswi Fase D memamerkan hasil karya batik mereka, sementara siswa-siswi Fase E menampilkan cerpen dan surat yang menggambarkan kehidupan serta aspirasi mereka sebagai anak PMI.

Acara ini dibuka secara resmi oleh Kepala Sekolah Indonesia Kota Kinabalu, Sahyuddin, S.Pd., MA TESOL. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan harapan agar kegiatan ini dapat semakin menumbuhkan kecintaan para siswa terhadap budaya Indonesia.

“Melalui Panen Karya P5 ini, kami berharap anak-anak semakin kreatif, mampu bekerja sama, serta memiliki keterampilan dalam bidang seni dan sosial,” ujarnya.

Keberhasilan acara ini tidak terlepas dari peran serta tim Koordinator P5 tingkat SMP dan SMA. Kolaborasi apik antara Bapak Dadan Maulana R., S.Pd.; Ayla Yuli Rokhman, S. Pd.; Fatwa Amalia S. Pd. Gr.; dan Zaenal Mutaqin, S.Pd. membawa semangat besar bagi para siswa untuk menampilkan hasil terbaik mereka.

Salah satu Koordinator jenjang SMP, Dadan Maulana R., S.Pd., mengaku takjub dengan karya yang dipamerkan oleh sekitar 250 siswa dalam 75 kelompok.

“Semoga para pelajar dapat turut melestarikan kearifan lokal Indonesia, memperkuat identitas budaya bangsa, serta berkontribusi dalam pembangunan ekonomi kreatif melalui industri batik,” ungkapnya saat diwawancarai oleh Nongkrong.co.

Sementara itu, Koordinator jenjang SMA, Zaenal Mutaqin, S.Pd., menekankan bahwa pameran ini bukan sekadar ajang unjuk karya, tetapi juga memiliki dampak sosial yang lebih luas.

“Produk-produk siswa, seperti cerpen, kliping, dan surat, dapat menjadi sarana untuk menyuarakan aspirasi masyarakat PMI, yang pada akhirnya mendorong perubahan kebijakan atau dukungan yang lebih baik,” tutur guru Sosiologi tersebut.

Para siswa pun tampak antusias dalam menampilkan hasil karya mereka. Telaga Makrifat, seorang peserta dari kelas 8, berbagi pengalaman tentang batik hasil karyanya.

Lapangan Futsal Sekolah Indonesia Kota Kinabalu (SIKK) menjadi saksi kemeriahan acara Panen Karya P5 (Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila) yang dihelat oleh siswa-siswi Fase D dan Fase E.

Kegiatan yang berlangsung sejak pagi hingga siang hari ini merupakan hasil kolaborasi dari dua proyek unggulan, yakni Seni Batik Sebagai Warisan Budaya dan Cerita dan Asaku: Suara Anak PMI di Negeri Jiran.

Sebanyak ratusan siswa dari kelas 7, 8, dan 9 SMP (Fase D) serta kelas 10 SMA (Fase E) terlibat dalam pagelaran akbar ini. Mereka menampilkan berbagai karya yang menggambarkan identitas budaya dan suara anak-anak Pekerja Migran Indonesia (PMI) di luar negeri.

Dalam pameran tersebut, siswa-siswi Fase D memamerkan hasil karya batik mereka, sementara siswa-siswi Fase E menampilkan cerpen dan surat yang menggambarkan kehidupan serta aspirasi mereka sebagai anak PMI.

Acara ini dibuka secara resmi oleh Kepala Sekolah Indonesia Kota Kinabalu, Sahyuddin, S.Pd., MA TESOL. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan harapan agar kegiatan ini dapat semakin menumbuhkan kecintaan para siswa terhadap budaya Indonesia.

“Melalui Panen Karya P5 ini, kami berharap anak-anak semakin kreatif, mampu bekerja sama, serta memiliki keterampilan dalam bidang seni dan sosial,” ujarnya.

Keberhasilan acara ini tidak terlepas dari peran serta tim Koordinator P5 tingkat SMP dan SMA. Kolaborasi apik antara Bapak Dadan Maulana R., S.Pd.; Ayla Yuli Rokhman, S. Pd.; Fatwa Amalia S. Pd. Gr.; dan Zaenal Mutaqin, S.Pd. membawa semangat besar bagi para siswa untuk menampilkan hasil terbaik mereka.

Salah satu Koordinator jenjang SMP, Dadan Maulana R., S.Pd., mengaku takjub dengan karya yang dipamerkan oleh sekitar 250 siswa dalam 75 kelompok.

“Semoga para pelajar dapat turut melestarikan kearifan lokal Indonesia, memperkuat identitas budaya bangsa, serta berkontribusi dalam pembangunan ekonomi kreatif melalui industri batik,” ungkapnya saat diwawancarai oleh Nongkrong.co.

Sementara itu, Koordinator jenjang SMA, Zaenal Mutaqin, S.Pd., menekankan bahwa pameran ini bukan sekadar ajang unjuk karya, tetapi juga memiliki dampak sosial yang lebih luas.

“Produk-produk siswa, seperti cerpen, kliping, dan surat, dapat menjadi sarana untuk menyuarakan aspirasi masyarakat PMI, yang pada akhirnya mendorong perubahan kebijakan atau dukungan yang lebih baik,” tutur guru Sosiologi tersebut.

Para siswa pun tampak antusias dalam menampilkan hasil karya mereka. Telaga Makrifat, seorang peserta dari kelas 8, berbagi pengalaman tentang batik hasil karyanya.

“Kami berkelompok menggunakan pembuatan batik dengan beragam teknik yang berbeda. Adapun teman-teman saya menggunakan teknik ecoprint dan teknik tulis,” jelasnya, menunjukkan kebanggaannya terhadap warisan budaya Indonesia.

Selain pameran batik, cerita-cerita inspiratif juga menjadi sorotan dalam acara ini. Rifa, peserta dari kelas 10, membagikan cerpen yang ditulisnya mengenai seorang anak PMI yang mengalami perlakuan diskriminatif saat ingin mendapatkan beasiswa sekolah.

“Saya berharap pemerintah mau membela anak-anak PMI dengan jalan peluang dan fasilitas pendidikan yang lebih baik,” harapnya.

Tak hanya siswa dan guru, para orang tua yang hadir juga menyambut baik kegiatan ini. Salah satu wali murid yang datang berkunjung ke pameran mengungkapkan kebanggaannya melihat anak-anak mereka mampu menampilkan hasil kreativitas yang mencerminkan budaya bangsa, meskipun

Antusiasme juga terlihat dari para pengunjung yang turut mengapresiasi kreativitas siswa. Beberapa tamu undangan bahkan menyampaikan harapan agar kegiatan seperti ini dapat terus berlangsung setiap tahunnya agar anak-anak PMI tetap terhubung dengan akar budaya Indonesia.

Panen Karya P5 ini menjadi bukti nyata bahwa di tengah kehidupan di negeri rantau, anak-anak PMI tetap memiliki semangat tinggi untuk menjaga dan melestarikan budaya leluhur mereka. Dengan kreativitas dan kerja keras, mereka mampu mengekspresikan diri serta menyuarakan aspirasi melalui seni dan sastra.

Kegiatan ini tidak hanya menjadi ajang unjuk bakat, tetapi juga wahana untuk memperkuat rasa bangga dan jati diri sebagai anak Indonesia. Dengan adanya dukungan dari berbagai pihak, diharapkan anak-anak PMI dapat terus berkembang dan membawa nama baik Indonesia di kancah internasional.

Di penghujung acara, para peserta dan tamu undangan berkesempatan untuk berkeliling melihat berbagai karya yang dipamerkan. Kegiatan ini pun diakhiri dengan sesi foto bersama sebagai kenang-kenangan atas suksesnya Panen Karya P5 tahun ini.(*)

Sumber: https://www.nongkrong.co/peristiwa/43114517425/ketika-anak-pmi-di-negeri-jiran-beraksi-panen-karya-p5-di-sikk?page=2#google_vignette

 

 

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *