Senin, 20 Maret 2023 menjadi hari yang membahagiakan. Betapa tidak, pada hari tersebut siswa-siswi SIKK beramai-ramai menyaksikan pentas drama kabaret yang bertema stop bullying atau perundungan. Drama kabaret diperankan oleh seluruh siswa-siswi kelas 7 Jenjang SMP di sekolah Indonesia Kota Kinabalu (SIKK). Anti bullying atau stop perundungan menjadi tema yang diambil oleh tim P5 dengan koordinator Bapak Negara Mangkubumi, K., S.Pd., M,Pd., dan bersama fasilitator lainya yaitu Ibu Siryana Nurjanah S.Pd., Ibu Gustin Rohimah Sari Nasution, S. Pd., dan Bapak Zaenal Mutaqin, S. Pd., Gr. Tema anti perundungan ini dipilih karena kekhawatiran terhadap masih maraknya kasus perundungan yang terjadi di kalangan siswa sekolah. Tujuannya agar semakin tumbuhnya kesadaran siswa akan pentingnya saling menyayangi, saling berteman yang positif, serta saling menghargai perbedaan yang ada karena perbedaan bukan untuk disamakan melainkan untuk disatukan.
Pentas gelar karya ini dibagi ke dalam penampilan 3 kelompok besar yang mana masing-masing kelompok terdiri dari 30an siswa. Kelompok satu dengan pembimbing Ibu Siryana menampilkan drama kabaret berjudul “Nasib Si Bencong” yang mengisahkan seorang anak laki-laki (Putra) yang berpenampilan dan berperilaku layaknya anak perempuan kemudian Ia mendapatkan perundungan dari teman sekelasnya karena hal tersebut. Ia mendapatkan berbagai perundungan karena bersikap layaknya perempuan bahkan hingga pada perundungan fisik. Usaha Putra untuk berubah menjadi laki-laki seutuhnya adalah highlight di pementasan ini. Cerita berlanjut, setelah setahun berlatih dengan sungguh-sungguh si Putra berhasil menjuarai kejuaran pencak silat dan berhasil mengalahkan mereka yang merundung dia selama ini. Penampilan dari kelompok inipun berhasil mengundang gelak tawa dari awal mulai hingga akhir cerita.
Penampilan kabaret selanjutnya dari kelompok 3 dengan pembimbing yaitu Pak Zaenal yang berjudul “Bunuh Aku Saja”. Setelah disajikan tontonan kabaret yang berapi-api nan semangat, kali ini penonton disajikan dengan nuansa yang haru. Berkisah tentang seorang anak bernama Fadil yang memiliki keterbatasan fisik dan karena keterbatasan fisiknya itulah si Fadil mendapatkan perundungan yang tiada usai dari teman sekalasnya. Perundungan yang ditujukan kepada Fadil bukan hanya perundungan verbal melainkan hingga perundungan fisik yang sangat kejam. Singkat cerita Fadil tak kuasa lagi menahan sakitnya dirundung setiap dia di sekolah, hingga depresi dan kemudian ia putuskan untuk mengakhiri hidupnya dengan gantung diri di kelas tempat ia kerap di bully. Peran apik yang dimainkan oleh Fadil menghasilkan beberapa penonton nampak berlinangan air mata di bagian akhir cerita. Betapa mengerikan dampak perundungan bila terus dilakukan.
Ditutup dengan penampilan kabaret dari kelompok 2 dengan pembimbing Ibu Gustin, kabaret ini berjudul “oh Nasyaaaa”. Setelah berharu biru di penampilan kabaret ke-2 kita kembali dengan penampilan kabaret yang energik. Bercerita tentang seorang anak yang cerdas namun memiliki keterbatasan secara ekonomi (penerima beasiswa) dan dibully oleh sekelompok teman di kelasnya karena dianggap “cari muka” sok kepintaran dan sebagainya. Pembulian, fitnah, dan perundungan lainya diterima oleh si Nasya dan Nasya berhasil bertahan dan membuktikan bahwa berbagai perundungan tidak berhasil menjatuhkan dia. Nasya pun membuktikan bahwa selagi kita di jalan yang benar jangan takut karena kebenaran akan selalu menang. Penampilan ditutup manis dengan bernyanyi dan menari bersama tema profil pelajar Pancasila.
Pentas gelar karya adalah rangkaian terakhir dari pelaksanaan P5 anti perundungan ini. Sebelum gelar karya pementasan kabaret ini dilaksanakan, terdapat beberapa rangkaian acara lainya yaitu:
- Tahap Pengenalan
Di tahap ini peserta didik mendapatkan beragam materi tentang anti bullying dan perundungan. Salah satu pemateri keren yang berhasil didatangkan ke SIKK adalah Ibu Dewi Astuti Normansa, S.Pd., Gr. yang dengan sangat apik membuat peserta didik memahami seluk belum bullying (perundungan) hingga dampak mengerikan dari perundungan.
- Tahap kontekstualisasi
Tahap ini peserta didik dibimbing untuk menemukan beragam informasi secara mandiri dan kontekstual.
a) Observasi dan wawancara di Lingkungan sekolah yaitu Peserta didik belajar membuat instrumen observasi dan instrument wawancara yang digunakan untuk mengumpulkan informasi tentang bullying di Sekolah Indonesia Kota Kinabalu.
b) Diskusi Curah Pendapat yaitu setelah mengumpulkan informasi peserta didik belajar mengolah informasi dan kemudian menampilkanya di depan forum dan berdiskusi untuk menghasilkan gambaran tentang perundungan di sekolah mereka.
c) Kampanye anti bullying, yaitu peserta dibimbing untuk mandiri dapat membuat sarana kampanye anti bullying. Dalam hal ini peserta didik membuat poster manual yaitu dengan menggambar poster yang berisi ajakan untuk menghindari bullying atau menghentikan perundungan. Setelah bahan dirasa cukup peserta didik dibagi dalam 10 kelompok dan berkeliling ke kelas-kelas untuk berkampanye mengajak seluruh temanya untuk menjauhkan diri dan menghentikan segala jenis aktivitas yang berhubungan dengan perundungan.
3. Tahap Aksi
a) Deklarasi Anti Bullying: setelah beberapa rangkaian dipenuhi peserta didik menginisiasi deklarasi anti bullying yang dibacakan oleh Plh. Kepala Sekolah, di depan ketua komite dan jajaranya, Bapak Ibu guru dan staf karyawan SIKK, dan seluruh siswa SIKK. Deklarasi diawali dengan aksi teatrikal pendek tentang praktik bullying dan kemudian dilanjutkan dengan orasi stop bullying yang sampaikan oleh Ananda Joshua dan Putra. Selesai orasi dilanjutkan dengan pembacaan ikrar anti perundungan dan kekerasan yang dipimpin oleh Plh. Kepala sekolah dan diikuti oleh seluruh peserta. Seusai pembacaan ikrar kemudian dilanjutkan penandatanganan deklarasi anti bullying yang diawali oleh Plh Kepala Serkolah dan Ketua komite kemudian diikuti oleh seluruh keluarga sekolah yang hadir. Deklarasi ini sebagai tanda bahwa seluruh warga SIKK siap mensukseskan program sekolah anti perundungan.
b) Pementasan Kabaret: Persiapan pentas cabaret menjadi hal terberat dari seluruh rangkaian program P5 anti bullying Diawali dengan pemberian materi dan pelatihan teknik menyusun naskah, timeline cerita, Teknik pernafasan, Teknik editing sound dengan dubbing, dan berbagai teknik drama lainya. Seusai pelatihan ini peserta didik langsung dilatih secara kelompok untuk membuat naskah secara mandiri, memilih peran (casting), menyiapkan properti, dan berlatih secara rutin hingga penguasaan panggung. Tahap ini menuntut komitmen dan konsistensi tinggi, karena keterbatasan waktu membuat ini semakin menantang. Terasa sangat berat namun karena komitmen yang tinggi peserta didik dibimbing oleh guru pembimbing dapat menampilkan drama kabaret yang berhasil bukan hanya memanjakan mata penonton namun berhasil memuaskan ekspektasi penonton. Bravo…!
Saya sangat suka p5 anti bullying ini, karna saya bisa tau kalau bullying ini tidak bagus.Karna bisa merusak mental seseorang orang, dan bisa melibat kan bunuh diri, dari sini saya belajar membuly itu tidak bagus, jadi kita itu tidak bole membuli. #STOPBULLYING#