Kota Kinabalu, Malaysia—Suasana penuh antusiasme meliputi kedatangan Menteri Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah, Prof. Dr. Abdul Mu’ti, di Sekolah Indonesia Kota Kinabalu, pada selasa, 28 Januari 2025. Siswa-siswi beserta guru dan staff berjajar rapi sambil memegang bendera merah putih menyambut kedatangan beliau. Terlihat semuanya mengulurkan tangan ingin bersalaman dengan Menteri Abdul Mu’ti yang hadir di tempat acara sekitar pukul 08.30 waktu setempat.
Menteri yang sudah datang sejak pukul 02.00 dini hari memang disambut dengan istimewa di sekolah. Beliau beristirahat di Hotel SIKK yang sudah dipersiapkan oleh siswa SMK Jurusan perhotelan yang sudah berseragam rapi. Mereka melayani semua kebutuhan hospitality untuk tamu undangan dengan ramah dan profesional.
Turut hadir dalam acara kunjungan tersebut adalah Direktur Jendral Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah, Gogot Suharwoto, Ph.D, Konsul Jendral RI untuk Kota Kinabalu, Rafail Walangitan, serta Atase Pendidikan dan Kebudayaan Prof. Muhammad Firdaus.
Kunjungan ini sangatlah istimewa karena merupakan kunjungan pertama Menteri Abdul Mu’ti ke luar negeri sejak diangkat menjadi menteri, empat bulan lalu, tepatnya 21 Oktober 2024. SIKK dan CLC (Community Learning Center) menjadi fokus utama dalam memulai perhatian beliau pada pendidikan Pelajar Indonesia di mancanegara.
“SIKK dengan sejumlah CLC-nya yang sangat banyak menjadi perhatian dalam pembicaraan bilateral antara pemerintah Indonesia dengan pemerintah Malaysia. Kami memberikan perhatian yang sangat serius terhadap pendidikan putra-putri Indonesia di mancanegara, khususnya yang ada di Malaysia, lebih khusus di wilayah Kinabalu,” ujar Menteri Abdul Mu’ti.
Sementara itu, Konsul Jendral Republik Indonesia untuk Kota Kinabalu, Rafail Walangitan, sangat berterima kasih dan menaruh harapan besar pada kunjungan menteri pertama kalinya ke Kota Kinabalu. Hampir 80 persen pelajar Indonesia di Sabah menempuh pendidikan yang belum kondusif, terutama jenjang SD dan SMP. Mereka harus bersekolah di tengah ladang sawit dengan fasilitas yang belum memadai.
Lebih lanjut, Rafail Walangitan menegaskan bahwa jenjang pendidikan pelajar Indonesia ini rata-rata sampai SD dan SMP saja. Jika diberikan kesempatan luas, CLC meningkat sampai jenjang SMA . Pelajar Indonesia yg harus terhenti sampai SMP bisa berlanjut ke jenjang yang lebih tinggi. Beliau memohon kepada menteri bahwa kemampuan untuk mendapatkan pendidikan yg lebih tinggi bisa dipertimbangkan.
Kepala Sekolah, Sahyudin juga menyampaikan bahwa keberadaan SIKK sangat vital dalam program repatriasi dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan anak pekerja migran Indonesia. Skema Beasiswa Afirmasi Pendidikan Menengah (ADEM) mulai tahun 2013 hingga 2024 telah mengirimkan 3000 lebih siswa pulang ke Indonesia dan melanjutkan studi SMA dan SMK di 11 provinsi di Indonesia. Sementara itu, skema Beasiswa ADIK (Afirmasi Pendidikan Tinggi) telah mengirimkan sekitar 398 siswa untuk melanjutkan ke Perguruan Tinggi di Indonesia sejak tahun 2016-2024.
Tentunya, program skema beasiswa ADEM maupun ADIK belum sepenuhnya melayani kebutuhan pendidikan lebih lanjut. Masih banyak pelajar CLC jenjang SMP yang belum bisa diterima di program ADEM kesulitan menimba ilmu di SIKK. Jumlah lulusan SMP tidak sebanding dengan jumlah rombel yang ada di jenjang SMA dan SMK.
Sebelum acara penyambutan dimulai, Abdul Mu’ti berkeliling sekolah untuk melihat kondisi dan keadaan sekolah secara langsung. Beliau ingin melihat bagaimana kondisi dan situasi tempat pelajar Indonesia menimba ilmu.
Acara dimulai dengan persembahan Tarian Saman serta parade prestasi siswa yang memukau. Parade yang dipimpin oleh Dr.Panji Pratama menyuguhkan berbagai jenis prestasi di tingkat nasional dan internasional. Tercatat ada 180 lebih prestasi yang diraih oleh siswa-siswi SIKK di tahun 2024.
Dalam arahannya lebih lanjut, Menteri Abdul Mu’ti menyampaikan tiga hal penting. Pertama, Pemerintah Indonesia memiliki kewajiban tujuan konstitusional memberikan layanan pendidikan bermutu untuk semua anak Indonesia, di mana pun berada, bagaimanapun kondisi fisik dan ekonominya sesuai amanat Undang-Undang dasar 1945.
Kedua, Abdul Mu’ti melihat adanya harapan cerah dengan prestasi-prestasi siswa SIKK. Beliau menyampaikan pesan agar mereka yakin sepenuhnya untuk menggapai cita-cita jika bersungguh-sungguh. Tidak peduli bagaimana keadaan ekonomi dan pekerjaan orang tua.
Beliau juga bercerita tentang bagaimana kondisi perih beliau saat menjadi anak petani yang harus mengayuh sepeda sejauh 12 km untuk pergi ke sekolah. Belum lagi, sepulang sekolah, beliau juga harus pergi ke sawah dan mencari rumput untuk ternak keluarga.
Ketiga, memiliki komiten sebagai anak Indonesia di manapun berada. Sekolah menjadi tempat bermimpi menjadi generasi hebat dan berkomitmen mengibarkan Indonesia ke macanegara dengan berbagai prestasi yang membanggakan.
Beliau juga berpesan lebih khusus mengenai tujuh kebiasaan baik anak Indonesia yang menjadi program pertama yang diluncurkan kementrian. Hal-hal besar dan hebat lahir dari kebiasaan kecil dan sederhana.
Selain sesi penyampaian arahan, sesi dialog terbuka dengan guru dan siswa pun dibuka. Sesi yang dipimpin oleh Atdikbud ini menghadirkan juga Dirjen PAUD dan Dikdasmen, Gogot Suharwoto. Kepala pengelola PAUD SIKK, Naily Ulfah, bertanya mengenai perhatian pemerintah terhadap PAUD. Beliau menyatakan bahwa selama ini bantuan alat permainan edukasi luar dan bantuan operasional PAUD sangat minim.
Pertanyaan seputar fasilitas asrama bagi siswa SIKK yang berasal dari luar kota kinabalu pun mencuat. Beberapa siswa menyampaikan bahwa selama ini mereka kesulitan membayar asrama untuk tempat tinggal mereka. Harga asrama di luar sekolah yang mahal, ditambah biaya hidup di Kota Kinabalu yang tinggi, dikeluhkan siswa SIKK yang berdomisili asli di ladang-ladang sawit ini.
Kesulitan mengakses lomba untuk prestasi juga disampaikan oleh Endang Nababan, purna Ketua Divisi Prestasi SIKK. “SIKK terkadang sulit mengakses lomba seperti FLS2N karena tidak memiliki perwakilan sekolah tingkat kota/kabupaten dan provinsi di luar negeri. Harapannya, SILN memiliki akses mudah untuk berkordinasi dengan panitia lomba di Tingkat pusat.
Dialog ini tentu mendapatkan respon yang positif. Baik mendikdasmen mapun Dirjen PAUD dan Dikdasmen. Pihak kementrian akan mencoba untuk memperjuangkan hal-hal yang sifatnya urgen untuk kebutuhan peningkatan kualitas.
“ Bantuan alat permainan edukasi luar dan bantuan operasional PAUD sangat akan diusahakan untuk direalisasikan, “ ungkap Dirjen Gogot Suharwoto.
“Keterbatasan harus menjadi penyemangat untuk lebih maju. Fasilitas yang sudah ada harap dirawat dengan baik dan yang belum ada boleh kita ajukan. Jangan jadi mubazir, semua harus berorientasi pada mutu,” tutup Menteri Abdul Mu’ti pada sesi penutupan dialog.
Tentunya, kunjungan ini diharapkan menjadi momentum bersejarah bagi peningkatan kualitas pendidikan bagi pelajar Indonesia di mancanegara, khususnya di Sabah. Harapannya, siswa-siswi anak pekerja migran di Malaysia ini mendapatkan hak pendidikan yang sama dengan seluruh pelajar di Indonesia, terkait pelayanan, fasilitas, dan akses pendidikan lebih tinggi yang bermutu sesuai amanat undang-undang dasar negara.