SIKK

“Kembalilah ke Indonesia Kita!” : Seleksi Beasiswa ADEM Repatriasi dan Yayasan Tahun 2025

Kota Kinabalu, Malaysia —  Gemuruh pembukaan Gema Cita atau Generasi Maju Cinta Tanah Air yang dilaksanakan pada Senin, 24 Februari 2025, menjadi pemandangan mengharukan setiap tahunnya.  Suara lantang “Kembalilah ke Indonesia Kita”  menjadi tagline penyemangat bagi anak-anak Pekerja Migran Indonesia (PMI) merajut masa depannya dengan melanjutkan pendidikan.

Ratusan pelajar berkompetisi untuk mendapatkan hak pendidikan gratis jenjang menengah dengan mengikuti seleksi beasiswa repatriasi ADEM (Afirmasi Pendidikan Menengah) yang menjadi harapan bagi sekitar 803 pendaftar pada tahun ini.

Program tahunan rutin dan berkelanjutan yang dijalankan oleh Gema Cita ini menyasar anak-anak PMI jenjang SMP di wilayah  Sabah, Johor, Sarawak dan Kuala Lumpur.

Program beasiswa repatriasi ini diberikan oleh Pusat Layanan Pembiayaan Pendidikan (PUSLAPDIK) Kemendikdasmen. Selain program ADEM Repatriasi terdapat program beasiswa Yayasan dengan skema pembiayaan oleh pihak sekolah mitra/ yayasan.

Mulai tahun 2024, ada penambahan sasaran penerima ADEM untuk anak-anak PMI di Timur Tengah yang meliputi  Sekolah Indonesia Jeddah (SIJ), Sekolah Indonesia Mekkah (SIM), Sekolah Indonesia Riyad (SIR).

Berdasarkan data dapodik tahun ajaran 2024/2025, jumlah potensi lulusan SMP di Sabah ada sebanyak 1.525 peserta didik (61 SIKK SMP, 1.373 CLC SMP, dan 91 Paket B PKBM KJRI KK).

Ditambah lagi lulusan SIKK dan CLC jenjang menengah pertama serta PKBM KJRI Kota Kinabalu Paket B tahun sebelumnya yang belum berkesempatan melanjutkan ke jenjang menengah atas.

Dari tahun 2013-2024, jumlah anak-anak Indonesia di Malaysia yang telah dikirim melalui program ADEM dan Yayasan sudah sebanyak 4.036 dan tersebar di sekolah mitra yang ada di 11 provinsi di Indonesia. ( Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, Jawa Timur, Bali, NTB, Kalimantan Utara, Kalimantan Selatan, dan Sulawesi Selatan).

Potensi pendaftar seleksi beasiswa ADEM Repatriasi dan Yayasan tahun 2025 sebanyak 803 peserta. Dengan rincian 754 dari wilayah Sabah, 29 dari wilayah Sarawak, 20 dari Sekolah Indonesia Johor Bahru (SIJB).

Khusus wilayah Sabah, pelaksanaan seleksi dilakukan dalam dua kloter.  Sebanyak 370 peserta akan diseleksi pada kloter pertama, yakni pada 24-26 Februari 2025.  Sementara itu,  pada 26-28 Februari 2025 akan menyeleksi sebanyak 384 peserta. Pelaksanaan seleksi di kurun tanggal waktu yang sama juga dilaksanakan di wilayah Sarawak dan SIJB (Sekolah Indonesia Johor Bahru).

Rangkaian kegiatan sudah dilakukan mulai dari proses sosialisasi (9-11/2/2025), pendaftaran (15-18/2/2025), dan seleksi (24-28/2/2025). Adapun pengumuman kelulusan direncanakan pada Mei, pengurusan dokumen sekitar Mei sampai Juni, dan pemberangkatan selambat-lambatnya pada Juli 2025.

Jenis tes seleksi yang dilaksanakan meliputi tes literasi dan numerasi, tes wawancara psikologi, tes minat dan bakat, tes keagamaan, tes Kesehatan, dan tes wawancara pengelola CLC/guru pendamping.

Setelah calon beswan melaksanakan seleksi, beswan akan di plotting sesuai dengan hasil tes, apakah melanjutkan melalui jalur ADEM atau Yayasan.

Proses seleksi merupakan proses awal.  Setelah itu, pengurusan dokumen baik paspor atau SPLP (Surat untuk Perjalanan Laksana Paspor) sebagai bahan pembuatan  Spesial Pass sebagai syarat resmi beswan keluar dari Malaysia.

Sebelum pemberangkatan, panitia akan mengadakan  Camp Beswan sebagai persiapan siswa baik secara fisik ataupun mental.   Mereka akan diperkenalkan tentang budaya Indonesia dan pemahaman pentingnya kesiapan mental untuk tinggal di tempat baru.

Panitia sangat berharap dapat meminimalisasi “culture shock”  serta  “home sick”  dalam acara camp beswan tersebut.  Dengan demikian, alasan para beswan untuk kembali ke Malaysia dan ikut bekerja dengan orang tua mereka dapat tereduksi.

Pengecekan dokumen serta IMEI ((International Mobile Equipment Identity) menjadi penting juga dilakukan pihak panitia agar siswa benar-benar siap untuk pulang ke Indonesia tanpa kendala.

Kepala Sekolah Indonesia Kota Kinabalu, Bapak Sahyuddin, S. Pd., MA TESOL dalam pembukaan seleksi menyampaikan terkait peserta untuk tetap menguatkan diri baik secara fisik dan mental terutama ketika menghadapi hasil penempatan sekolah.

“Proses seleksi ini adalah bagian dari perjalanan kalian. Apapun hasilnya, yang terpenting adalah bagaimana kalian mempersiapkan diri dengan baik dan tetap optimis. Kekuatan fisik dan mental akan menjadi kunci kesuksesan kalian, tidak hanya dalam seleksi ini, tetapi juga dalam menghadapi tantangan di masa depan,” ujar Bapak Sahyuddin.

Selain itu, beliau juga berharap kuota tetap sama atau bahkan bertambah di tengah efisiensi anggaran yang sedang terjadi.

“Kami berharap dukungan dari semua pihak agar kuota untuk peserta didik dapat dipertahankan atau ditingkatkan. Hal ini penting untuk memastikan bahwa setiap anak memiliki kesempatan yang sama untuk mendapatkan pendidikan yang berkualitas,” tambahnya.

Program ini tidak  terhenti setelah mereka terbang dan  pulang ke Indonesia.  Selama  tiga tahun masa pendidikan, baik panitia Gema Cita, maupun guru pembimbing masing-masing memiliki kewajiban moral untuk mendampingi para beswan agar tetap pada jalurnya untuk menyelesaikan pendidikan di Indonesia.

Melalui program ini,  anak-anak PMI tidak putus sekolah dan dapat melanjutkan pendidikan mereka secara berkelanjutan. Hal ini penting untuk masa depan mereka, agar mereka dapat memiliki kesempatan yang lebih baik dalam meraih cita-cita dan meningkatkan kualitas hidup.(*)

 

 

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *