SIKK

Beasiswa ADEM dan ADIK: Aksebilitas, Partisipasi, Kesetaraan, dan Kolaborasi Pendidikan

Kota Kinabalu-Jum’at, 22 Maret 2023.  Upaya komprehensif pemerintah dalam perjalanan mencapai keadilan pendidikan yang menyeluruh dan inklusif tercermin dalam kunjungan Puslapdik Kemendikbudristek untuk melakukan sosialisasi  dan koordinasi terkait Beasiswa pendidikan  ADEM (Afirmasi Pendidikan Menengah) dan ADIK (Afirmasi Pendidikan Tinggi) bagi anak pegawai Migran Indonesia di Malaysia.

Kunjungan Puslapdik Kemdibudristek ini dilaksanakan dari tanggal 20-22 Maret 2024.  Ada dua agenda yang digelar yakni sosialisasi yang dilakukan di sekolah indonesia kota kinabalu dan koordinasi  dengan  KJRI sebagai perwakilan di Sabah sebagai upaya pengawasan dan pendampingan beasiswa yang berkaitan dengan kebijakan dan verifikasi dokumen.

Mekanisme dan syarat Beasiswa ADIK dan ADEM ini menjadi isu pembahasan utama pada sosialisasi kali ini.    Kegiatan yang berlangsung selama dua jam penuh ini melibatkan siswa SMP kelas 9 dan siswa SMA kelas 12 dengan penuh antusias.

Tim Puslapdik Kemendikbudristek yang turut hadir dalam kegiatan ini adalah  Dwi Setia Permana selaku Penanggung Jawab Program ADEM, Suwardi selaku Bendahara, dan Ade Tito Septian sebagai Perencana Program dan Anggaran.

Beasiswa ADIK (Afirmasi Pendidikan Tinggi)  dan ADEM (Afirmasi Pendidikan Menengah) menjadi andalan  para pelajar anak dari PMI sejak tahun 2015.  Beasiswa yang awalnya diperuntukkan untuk wilayah 3T (Terdepan, Terluar, dan Tertinggal) di Indonesia, kini meluas merambah anak-anak PMI di Malaysia untuk meraih pendidikan yang berkualitas dengan tanpa harus bingung memikirkan biaya.

“Pemerintah menyediakan biayanya, mengusahakan pendidikan yang berkualitas, mengharapkan seluruh warga Indonesia di manapiun berada untuk mengakses pendidikan secara merata, tinggal kalian yang menyambutnya dengan penuh semangat dan keseriusan”, ungkap Dwi Setia Permana.

“Pendidikan yang mahal dapat diakses secara gratis, fully funded, tidak usah memikirkan apa-apa lagi, kalian hanya tinggal belajar dan sungguh-sungguh mencari ilmu saja”,  tambahnya kepada seluruh siswa-siswi yang hadir dalam kegiatan tersebut dengan penuh semangat. 

Sosialisasi ini tidak banyak menjelaskan tentang teori.  Selaku penanggung jawab, Dwi Setia Permana memulai sosialisasi dengan dialog interaktif bersama siswa.  Tercatat puluhan siswa yang bertanya seputar dua jenis beasiswa ini.  Semua sangat tertarik mengenai mekanisme dan alur beasiswa seiring dengan perkembangan terbaru di Indonesia.

Kepala Sekolah SIKK, Sahyuddin, MA Tesol juga memberikan pengarahan di awal agar siswa-siswi ini semangat untuk meraih beasiswa.  Seperti pengalaman yang beliau dapatkan ketika mengejar beasiswa, jatuh bangun memang dirasakan, tetapi mendapatkan beasiswa adalah sebuah kenikmatan.  Harus disyukuri dan diambil semua peluang yang ada, tidak terlewatkan agar tidak menyesal di kemudian hari.

Kunjungan ke Konsul Jendral Republik Indonesia di Kota Kinabalu

Kunjungan Puslapdik kemendikbudristek ini tidak hanya mengadakan sosialisasi beasiswa di sekolah saja.  Untuk mengurus semua administrasi kelayakan beasiswa, pihak Puslapdik menyambangi KJRI sebagai perwakilan Indonesia di Sabah agar juga membantu kelancaran proses beasiswa ini melalui jasa pelayanan administrasi yang baik.

Beberapa hal yang disampaikan tim puslapdik kepada pihak KJRI adalah jumlah kuota sebanyak 282 untuk beasiswa ADEM kepada  Mitra Puslapdik untuk jenjang SMA/SMK untuk ADEM Repatriasi, ADEM Papua dan ADEM daerah khusus.  Adapun kuota untuk program ADIK yakni 85 orang dengan kuota pendaftar sebanyak 100 orang.

Pada Tahun 2024 ini  terdapat penambahan harga satuan sebesar 10% untuk jenjang SMA dan 15% untuk jenjang SMK.  Penambahan kuota untuk ADEM sebanyak 125 dengan rincian 50 untuk ADEM Repatriasi Sabah ( menjadi 350), 25 untuk SIKL dan SIJB, 50 untuk Arab

hal yang urgen dibahas adalah mengenai kewajiban kepemilikan NIK bagi peserta ADiK karena sebagai persyaratan pembuatan buku rekening.  Pembuatan NIK yang terkendala di Indonesia diharapkan dapat dibantu oleh KJRI dengan menerbitkan NIT (Nomor Induk Tambahan) terutama bagi peserta ADiK.

Konsul Jendral Republik Indonesia, Rafail Walangitan menjelaskan bahwa Program ADEM dan ADiK  ini sangat bermanfaat.  Sejauh ini KJRI KK memberikan dukungan dengan penerbitan SBPK (Surat Bukti Pencatatan Kelahiran) dan Paspor, dengan catatan ada dokumen pendukungnya.

Beliau menyarankan agar adanya pendampingan dari Tim Puslapdik terhadap panitia repatriasi terkait teknis seleksi, supaya lebih terukur.  Adapun pembuatan paspor secara kolektif pak konjen meminta setelah hari raya pengajuan jadwal sesuai kuota.  yang terpenting adalah, pendampingan siswa di sekolah tujuan agar tidak terjadi Culture shock bagi peserta Repatriasi dengan sistem sekolah pesantren ataupun hal lain.

Sejalan dengan pemikiran pak Konjen, panitia guru yang diwakili kepala Divisi CLC , Lia Anggraeni juga mengharapkan adanya kerjasama pendampingan agar peserta repatriasi mengikuti camp beswan (pembekalan) seperti materi kebangsaan, literasi keuangan, literasi digital, culture shock, dll sebelum pulang ke Indonesia.

 

 

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *